Pelajari Mekanisme Pinjaman pada Umumnya
Prosedur yang normal dilakukan fintech pendanaan pada prinsipnya sama saja dengan pinjaman konvensional. Untuk menjadi debitur, Anda tetap perlu mengisi kelengkapan data diri dan identitas—yang biasanya dikirimkan melalui platformnya berupa foto KTP dan foto selfie Anda bersama KTP, dan formulir pelengkap lainnya.
Tidak ada prosedur yang instan dan langsung dapat pencairan dana begitu saja. Anda juga perlu memahami ragam proses lainnya untuk terhindari dari penipuan. Mekanisme yang terlalu mudah, bahkan tanpa proses verifikasi, seharusnya menjadi hal yang diwaspadai.
Dipaksa? Segera Menjauh
Umumnya penyedia jasa pinjaman yang kredibel menggunakan website atau aplikasi resmi sebagai media untuk berkomunikasi. Namun, Anda akan selalu bisa menghubungi pihak fintech pendanaan terkait apabila ada yang ingin ditanyakan secara langsung.
Nah, ini dia bedanya dengan pinjol abal-abal, terutama yang menawarkan pinjaman online lewat WA dan SMS. Biasanya mereka hanya mau menggunakan jalur pesan singkat, agar lebih mudah mengintimidasi (calon) korbannya. Peluang mereka untuk menjerat korban akan lebih terbuka lebar.
Selain itu, jika Anda sudah sekali berkontak dengan pinjol ilegal tersebut, nantinya mereka akan terus memaksa untuk mencapai tujuannya.
Kualifikasi yang Terlalu Mudah
Pada umumnya, sebuah posisi membutuhkan beberapa kualifikasi tertentu yang harus dipenuhi oleh calon kandidat. Beda halnya dengan info dari daftar perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja. Mereka akan memberikan kualifikasi pekerjaan yang terlalu mudah.
Misalnya hanya melampirkan CV dan tidak apa-apa jika kamu belum memiliki pengalaman. Bahkan, untuk posisi tertentu pun tidak ada kualifikasi pendidikan khusus. Jika kamu menemukan hal seperti itu, maka hampir bisa dipastikan bahwa info tersebut berasal dari perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja. Untuk menghindari hal tersebut, kamu bisa mencoba mencari lowongan kerja dengan mudah di KitaLulus, klik disini ya!
Daftar Perusahaan yang Terindikasi Penipuan Berkedok Lowongan Kerja
Selain waspada dengan mengetahui ciri-ciri info lowongan kerja palsu, kamu juga harus hati-hati terhadap beberapa daftar perusahaan yang terindikasi penipuan berkedok lowongan kerja.
Berikut nama-nama perusahaan yang perlu kamu waspadai:
Perlu diketahui bahwa beberapa dari perusahaan di atas ada juga yang merupakan perusahaan asli dan legal, namun ada oknum yang mengatasnamakan perusahaan tersebut untuk menipu para pelamar. Jadi, pastikan kamu lebih hati-hati ketika mendapat tawaran lowongan kerja dengan syarat yang tidak wajar.
Selain daftar perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja, kamu juga harus waspada terhadap beberapa alamat kantor bodong penipuan kerja di bawah ini.
Biasanya, daftar perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja juga bisa mengirimkan email dengan domain seperti berikut:
Bahkan beberapa dari daftar perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja ada yang sampai menelepon, lho. Jika kamu menerima telpon dari beberapa nomor di bawah ini, harap jangan diangkat, ya!
Baca juga: 17 Tips Mengikuti Job Fair Agar Langsung Dapat Kerja
Demikianlah penjelasan mengenai daftar perusahaan terindikasi penipuan berkedok lowongan kerja, ciri-ciri info lowongan kerja palsu, hingga alamat, email, dan nomor telepon yang sering digunakan. Sebagai pencari kerja, kamu harus selalu waspada dan berhati-hati saat mendapatkan info lowongan kerja, ya!
Agar pencarian kerjamu aman dan terhindar dari penipuan, kamu bisa menggunakan KitaLulus untuk melamar pekerjaan. Terdapat puluhan ribu lowongan kerja dari perusahaan terverifikasi di seluruh Indonesia. Yuk cek lowongan kerja terpercaya di berbagai bidang dibawah ini!
Sering mendapat SMS atau pesan WhatsApp yang menawarkan pinjaman? Pinjaman online lewat WA dan SMS ini merupakan modus baru para pinjol ilegal untuk menjerat korbannya. Semakin tak asing rasanya hal ini terjadi pada masyarakat Indonesia saat ini.
Biasanya, melalui penawaran pinjaman online lewat WA dan SMS ini, mereka menawarkan syarat peminjaman yang ringan tanpa meminta keterangan data pribadi lainnya. Tentu saja ini sudah salah, karena fintech pendanaan legal dan terdaftar di OJK harus melengkapi data diri (calon) peminjam sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan pinjaman.
Tidak pernah ada fintech pendanaan yang melayani peminjaman dana tanpa syarat apa pun.
Karenanya, tak heran melihat kondisi saat ini, ketika kita dihadapkan kembali pada peluang krisis akibat pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai—bahkan kurva kasus positif aktifnya semakin naik—dan kebutuhan hidup yang semakin banyak tetapi tidak diiringi pemasukan yang memadai, semakin banyak pula orang yang tergiur. Hal ini terjadi terutama pada mereka yang memang kurang paham akan cara kerja peminjaman dana secara online, hingga akhirnya menggunakan layanan peminjaman tersebut.
Pinjaman online lewat WA dan SMS ini bisa dianggap sebagai usaha penipuan lo, karena di sini terjadi upaya yang memanfaatkan kekurangan debitur dan akhirnya menimbulkan kerugian.
Karenanya, perlu diketahui ciri-ciri lain dari pinjaman online ilegal yang bisa mengarah pada penipuan ini. Biasanya para pelaku akan menawarkan produk secara paksa, tidak memberlakukan persyaratan, iming-iming yang terlalu menggiurkan hingga tak masuk akal, tidak ada informasi valid mengenai keberadaan pinjol tersebut, dan lain-lain.
Silakan Anda mengecek artikel berikut, untuk mengetahui ciri dan tanda pinjaman online ilegal, terutama pinjaman online lewat WA dan SMS.
Untuk itu, perlu adanya tindakan preventif untuk menghindari penipuan berkedok pinjaman online ini. Berikut beberapa tip yang bisa dilakukan.
Formulir Pengisian yang Tidak Jelas
Satu lagi ciri-ciri info lowongan kerja palsu dari daftar perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja, yaitu formulir pengisian yang tidak jelas. Maka dari itu, kamu harus lebih hati-hati dalam membuka tautan dari pihak yang tidak kamu kenal. Modus penipuan ini bisa mengambil data pribadi kamu, lho.
Hal lain yang perlu kamu perhatikan adalah biasanya perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja akan meminta kamu mengirimkan foto selfie dengan KTP, foto kartu rekening, atau foto mengenai data pribadi. Apabila kamu menemukan hal seperti itu, lebih baik langsung tutup formulir tersebut, ya.
Email yang Digunakan Tidak Resmi
Biasanya perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja menggunakan email yang tidak resmi. Ciri-cirinya adalah menggunakan domain umum seperti yahoo.id, gmail.com, dan lainnya.
Perusahaan resmi akan menggunakan email dengan domain resminya sendiri. Jarang yang menggunakan domain umum seperti yang disebutkan. Maka dari itu, Anda patut mencurigai bila suatu perusahaan tidak menggunakan domain email resmi.
Selain itu, berhati-hatilah ke penipu yang pakai email dengan nama perusahaan tapi website-nya berbeda. Misalnya kamu dapat email dari [email protected] yang mengaku dari Indofood, padahal website asli Indofood adalah indofood.com bukan indofood.net.
Cek Validitas Penyedia Jasa Pinjaman
Jika kondisi saat ini tidak memberi pilihan selain menggunakan jasa pinjaman online, maka dalam proses pemilihan jasa tersebut harus berhati-hati. Jangan langsung tergiur oleh pesan singkat yang dikirim ke handphone Anda.
Kalaupun Anda tergiur, lakukan pengecekan apakah penawaran pinjaman online lewat WA dan SMS tersebut valid atau tidak melalui rekam jejak digitalnya di Internet.
Lembaga fintech pendanaan yang legal dan valid pasti akan menjaga reputasi dan nama baik, sehingga seharusnya Anda akan selalu mudah menemukan profil lengkap mereka di Google ataupun media sosial. Anda juga bisa mengecek terdaftar atau tidaknya lembaga tersebut di website OJK dan website AFPI.
Informasi Sumber Lowongan Kerja Tidak Valid
Ciri-ciri lowongan kerja palsu yang pertama adalah informasi sumber lowongan kerja tidak valid. Bahkan tidak sedikit yang mengatasnamakan perusahaan ternama dan membuka lowongan dalam jumlah banyak.
Untuk mengatasi hal ini, kamu bisa langsung melakukan pengecekan di situs resmi perusahaan terkait lowongan pekerjaan tersebut. Jika ternyata di situs resmi perusahaannya tidak ada informasi apa pun, ada kemungkinan info lowongan tersebut adalah indikasi penipuan.
Hindari Memberikan Data Diri secara Sembarangan
Akhir-akhir ini juga ramai mengenai data diri khalayak berupa foto KTP dan selfie yang beredar dan diperjualbelikan. Hal ini juga patut Anda perhatikan.
Pastikan Anda hanya mengirimkan data pribadi ini kepada mereka yang memang berotoritas. Jangan sembarangan mengunggah foto seperti ini di sembarang tempat. Jika ada keraguan di hati Anda ketika hendak mengirim data, maka sebaiknya Anda tangguhkan dulu dan coba cari informasi lebih lanjut mengenai validitas pihak yang meminta data.
Nah, semoga beberapa tip menghindari penipuan berkedok pinjaman online lewat WA dan SMS di atas bisa membantu ya. Jangan lupa untuk share artikel ini juga kepada teman-teman, kolega, dan keluarga Anda agar kita semua teredukasi dengan baik mengenai bahayanya pinjol ilegal.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menilai judi online hanya memberikan harapan palsu.
Iming-iming keuntungan dari judi online tak lebih dari kedok penipuan yang dilakukan secara massal.
“Digitalisasi jika tidak dibarengi literasi memadai akan memberikan dampak negatif seperti maraknya judi online. Hal seperti ini yang harus diantisipasi di masa depan,” kata dia dalam keterangannya Rabu (11/12/2024).
Ketua Umum DPP PKB itu mengatakan, judi online tidak lebih dari penipuan massal dengan iming-iming meraih kekayaan secara instan. Bagaimana jagonya pelaku Judol pada akhirnya bandar juga yang akan menang.
“Judi online ini penipuan massal yang menghabiskan kapasitas ekonomi daya beli masyarakat paling bawah,” ujarnya.
Baca juga: Cak Imin Tekankan Pentingnya Peran Generasi Muda Perkuat Sistem Demokrasi di Indonesia
Cak Imin meminta agar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bekerja maksimal dalam memberantas judi online. Situs-situs judi online harus ditutup dan diblokir.
Dia mengatakan, banyak masyarakat yang terlibat judi online adalah masyarakat kelas bawah. Jumlah masyarakat kelas bawah yang terlibat judi online sebanyak empat hingga lima juta penduduk Indonesia.
Baca juga: Atasi Banjir Barang Luar Negeri, Cak Imin Bentuk Satgas Impor
"Jumlah ini tentunya menjadi fakta yang menyedihkan terkait banyaknya masyarakat kelas bawah yang terjebak judi online,” tandasnya.
Untuk diketahui, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah memberantas 5,3 juta konten terkait judi online di ruang digital sejak 2017 hingga 10 Desember 2024.
Sebanyak 72.543 konten, akun dan situs terkait judi online yang telah ditindak oleh Komdigi.
Cyberthreat.id – Seorang pengguna Twitter berbagi kisah bagaimana dirinya ditarget panggilan telepon penipuan (voice phishing/vishing) yang mengatasnamakan perusahaan e-commerce, Shopee.
Pengguna bernama Fitriatul Awaliyyah itu awalnya diiming-imingi hadiah ShopeePay sebesar Rp 2 juta. Kisah bermula saat dirinya menerima pesan di WhatsApp dari seseorang yang menanyakan identitas Fitriatul.
Selanjutnya, penipu yang mengaku bernama Indra Gunawan dan bekerja di Shopee menelpon korban. Ia memberitahu bahwa korban memenangkan undian Shopee 12.12, padahal ia sama sekali tidak mengikuti undian semacam itu.
"Dia basa-basi perkenalan diri sampe menyebutkan IDcard Shopee dia gitu supaya meyakinkan aku buat dengerin," ujar Lala, panggilan akrabnya, di akun Twitter-nya (@lallswanepoel), Kamis (24 Desember 2020).
Tak percaya dengan obrolan telepon itu, Lala mematikan telepon. Namun, penipu itu masih menelepon lagi, beberapa kali. Tidak lama dari panggilan tersebut, Lala mendapatkan pesan kode sandi sekali pakai (OTP) Shopee yang dikirimkan dari WhatsApp.
Lala bingung. Ia tak melakukan apa-apa kok menerima kode OTP. “Kaget aku kok bisa. Aku pun penasaran ini sebenarnya ini ada apa?" tulis dia.
Penipu tadi masih menelepon dan mengabarkan bahwa akun Shopee PayLater milik Lala bermasalah. “Aku kaget dong, mana aku baru banget aktifin SPayLater dan takut kenapa-napa. terus kutanay ada masalah apa,” cerita Lala.
Lala juga diyakinkan oleh penipu bahwa rekening bank BNI-nya bisa ikut bermasalah. Lala waswas: bagaimana bisa si penelepon tahu jika dirinya memiliki rekening BNI.
Tak lama, Lala menerima pesan dari akun resmi Shopee OTP yang mengirimkan kode OTP dan si penelepon tersebut meminta Lala membacakan seluruh isi pesan dari Shopee OTP tersebut.
Lala mengaku tak sadar diri ketika dirinya baca seluruh pesan yang berisi kode OTP tersebut. “Ya kubacain semua dong sampe kesebut kodenya. Bego banget kan, mulus banget modusnya dia,” kata Lala.
Setelah memberikan kode OTP tersebut, si penelepon mengarahkan Lala untuk membuka akun Shopee. Saat itu, Lala langsung tersadarkan diri dan menarik semua saldo ShopeePay ke rekeningnya.
"Yang bener-bener bikin aku sadar dia udah nipu aku tuh pas dia bilang gini 'Mbak barusan transaksi tarik semua saldonya ya?’ Aku langsung matikan telepon dan block," ia menambahkan.
Saat membuka akun Shopee-nya, Lala terkejut bukan kepalang. Si penelepon tadi ternyata telah belanja via akun Shopee PayLater milik Lala hingga Rp 20 juta.
“Dia erus bertransaksi pake SpayLater-ku karena kan saldoku udah kutarik semua,” Lala menceritakan. Setelah tahu kondisi itu, ia pun mengganti PIN dan password Shopee, serta mematikan akun Shopee PayLater-nya.
"Padahal aku udah langsung ganti kode PIN dan password-ku, udah ganti email dan nomor HP juga, sampe verifikasi ShopeePay lewat sidik jari juga, tapi bisa-bisanya dia masih bisa akses akunku," tutur Lala
"Dia bahkan ganti foto profil Shopee-ku dengan foto senonoh," Lala menambahkan.
Yang menarik, si penipu itu bukannya mengirimkan semua hasil belanjanya ke alamat rumahnya, tapi tetap ke alamat Lala.
“Tapi yang aku heran, dia pesan semua itu tuh dikirimnya ke alamat aku semua. ANEH GA? Kupikir dia keknya kesel enggak sih sama aku karena udah ignore dia. Terus pas akunku udah bisa dibajak dia ISENGIN dengan cara pesan macem2, tapi atas nama dan alamatku. Sumpa aku bingung ini motifnya apaan?” tulis Lala.
Lala mengatakan telah melaporkan kasusnya kepada Shopee dan akunnya juga dibekukan sementara. Lala berharap Shopee dapat lebih tegas dan pengguna Shopee lain lebih berhati-hati dengan modus serupa, agar tidak mengalami kejadian yang sama.
Pengguna lain turut mengomentari cerita Lala tersebut. Akun @bekcuuuuuuu mengaku dirinya juga terkena modus yang sama.
"Aku kemaren juga kena nih, sempet ngasi kode OTP juga trus pas sadar ketipu, akhirnya chat CS Shopee dan minta pembekuan akun sementara. Sebelum chat CS Shopee, aku ganti password Shopee-ku dulu. Tapi, untungnya dia belom sempet CO (check-out) apa pun," ujar bekcuuu.
Cyberthreat.id sudah mencoba menghubungi Shopee Indonesia, tapi belum menerima tanggapan.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Bekerja Sama dengan Pihak Ketiga
Tidak sedikit modus penipuan kerja dari perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja yang bekerja sama dengan pihak ketiga. Misalnya jasa travel atau jasa penginapan. Biasanya, para pelamar kerja akan diminta mentransfer sejumlah uang dengan alasan biaya untuk pihak ketiga tersebut.
Hal ini umum ditemukan pada info lowongan kerja yang mengharuskan para pelamar melakukan tes atau interview di luar kota.
Perlu diketahui, perusahaan resmi justru akan mencantumkan bahwa mereka tidak melakukan kerja sama dengan pihak ketiga manapun. Sebaiknya kamu tetap waspada dan selalu mengecek kembali info lowongan kerja yang kamu dapatkan. Untuk menghindari hal tersebut, kamu bisa mencoba mencari lowongan kerja dengan mudah di KitaLulus, klik disini ya!