Aturan Offside tentang ‘Tiga Pemain Belakang’
Ada banyak perbedaan pendapat tentang aturan offside hingga akhirnya Universitas Cambridge mencoba menyatukan berbagai teori ini ke dalam satu rumusan peraturan baku. Aturan baku ini juga kerap diterima serta menjadi pedoman pada masanya.
Aturannya sendiri cukup unik serta dikenal juga sebagai peraturan “tiga pemain belakang”. Dalam peraturan ini seorang penyerang kemudian telah dinyatakan offside meskipun pada posisi depannya masih terdapat tiga pemain belakang lawan, termasuk di antaranya kiper.
Dapat dibayangkan, betapa seringnya terjadi offside saat peraturan ini kemudian diterapkan. Baru selangkah sudah offside. Tangan maju sedikit disebut offside.
Sejarah Singkat Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “kratos” yang berarti kekuasaan atau pemerintahan. Jadi secara harfiah, demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat.
Dalam sejarahnya, konsep demokrasi pertama kali dipraktikkan di negara kota (polis) Athena pada abad ke-5 SM. Saat itu, seluruh warga Athena berkumpul untuk membahas dan memutuskan masalah politik. Namun demokrasi langsung ini hanya melibatkan warga laki-laki dewasa, tidak termasuk perempuan, budak, dan pendatang.
Seiring berjalannya waktu, konsep demokrasi terus berkembang dan mengalami transformasi. Pada abad pertengahan, gagasan demokrasi sempat redup di bawah dominasi sistem monarki dan feodal.
Namun, pada era Pencerahan di abad ke-18, pemikiran tentang hak asasi manusia, kebebasan individu, dan kedaulatan rakyat mulai berkembang kembali. Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis menjadi momen penting dalam perjuangan untuk menegakkan prinsip-prinsip demokrasi.
Pada abad ke-20, demokrasi semakin menyebar ke seluruh dunia, terutama pasca Perang Dunia II. Saat ini, lebih dari setengah penduduk dunia hidup di negara-negara yang menerapkan sistem demokrasi.
Aturan Offside tentang ‘Tiga Pemain Belakang’
Ada banyak perbedaan pendapat tentang aturan offside hingga akhirnya Universitas Cambridge mencoba menyatukan berbagai teori ini ke dalam satu rumusan peraturan baku. Aturan baku ini juga kerap diterima serta menjadi pedoman pada masanya.
Aturannya sendiri cukup unik serta dikenal juga sebagai peraturan “tiga pemain belakang”. Dalam peraturan ini seorang penyerang kemudian telah dinyatakan offside meskipun pada posisi depannya masih terdapat tiga pemain belakang lawan, termasuk di antaranya kiper.
Dapat dibayangkan, betapa seringnya terjadi offside saat peraturan ini kemudian diterapkan. Baru selangkah sudah offside. Tangan maju sedikit disebut offside.
Teknik Dasar Sepak Bola
Tidak hanya dari segi peraturan saja, teknik bermain sepak bola juga terus mengalami perubahan dari masa ke masa. Mulai dari teknik dasarnya hingga berkembang menjadi teknik dengan level yang lebih tinggi lagi serta menonjolkan kemampuan dari setiap individu.
Sementara itu, merujuk kepada buku Modul terbitan Kemdikbud, setidaknya terdapat tiga teknik dasar dalam sepak bola yang perlu dikuasai oleh para pemain olahraga tersebut. Berikut ini beberapa di antaranya.
Pemilihan umum yang bebas, adil dan berkala
Pemimpin dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu yang diselenggarakan secara rutin, tanpa paksaan dan intimidasi. Setiap warga negara yang memenuhi syarat memiliki hak memilih dan dipilih.
Mengenal Budaya Sabung Ayam di Bali
Dijelaskan dalam e-Jurnal berjudul Gede Kamajaya, Tajen, dan Desakralisasi Pura oleh Ida Bagus Gede Eka Diksyiantara, dkk, permainan sabung ayam atau Tajen merupakan salah satu budaya masyarakat Bali yang sudah berlangsung sejak zaman Majapahit. Hal itu tertuang dalam kitab atau pedoman Pararaton, yang di zaman sekarang disebut sebagai sastra Babad.
Disebutkan dalam kitab Pararaton, Tajen sudah lama berlangsung sejak era kerajaan Bali. Akan tetapi, dalam kitab tersebut tak disebutkan apakah pada saat itu Tajen juga diiringi dengan taruhan atau tidak.
Lalu, pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong yakni tepatnya pada masa Gelgel, Tajen mulai sering diadakan di depan Pura Goa Lawah dan sudah menjadi tradisi yang mendarah daging oleh masyarakat kala itu. Sebab, sabung ayam bukan hanya permainan adu ayam saja, melainkan sudah menjadi ritual keagamaan.
Seiring berjalannya waktu permainan Tajen semakin berkembang pesat. Bahkan pada era kemerdekaan sebelum tahun 1980-an, pihak penyelenggara Tajen menggunakan kesempatan tersebut untuk menggalang dana guna pembangunan desa, sehingga permainan Tajen perlu mendapat izin dari pihak berwenang.
Dijelaskan dalam e-Jurnal berjudul Hukum Adat Perjudian yang Mempengaruhi Keadaan Sosial di Bali oleh Rendi Apriyansah, istilah Tajen berasal dari kata taji yang artinya susuk pada kaki ayam. Dalam bahasa Bali, kata taji sendiri bermakna sesuatu yang runcing, sehingga bisa diartikan taji sebagai suatu hal yang tajam.
Dari istilah tersebut, maka ayam-ayam yang ikut dalam sabung ayam harus memiliki taji agar bisa mengalahkan lawannya. Selain itu, Tajen tak hanya sekadar permainan adu ayam saja namun juga dijadikan sebagai sarana untuk upacara keagamaan.
Dalam budaya Bali, Tajen digolongkan menjadi tiga jenis yaitu Tabuh Rah, Tajen Terang, dan Tajen Branangan. Biar nggak bingung, simak penjelasan singkatnya di bawah ini:
Tabuh Rah adalah sabung ayam yang dilakukan untuk upacara agama Hindu di Bali yaitu Bhuta Yadnya, di mana sabung ayam ini digunakan sebagai sarana untuk mengeluarkan darah ayam. Kemudian darah tersebut diberikan kepada Bhuta Kala dalam bentuk sesajen agar mereka tidak mengganggu manusia lagi.
Sebagai informasi, seluruh elemen masyarakat beragama Hindu di Bali terlibat dalam Tabuh Rah. Jadi, dalam proses Tabuh Rah tidak ada unsur perjudian karena merupakan upacara keagamaan, lalu ayam yang digunakan untuk Tajen hanya sebanyak tiga ekor saja.
Tajen Terang adalah sabung ayam yang dilakukan untuk kepentingan mencari dana dan pembangunan desa di Bali. Berbeda dari Tabuh Rah yang termasuk dalam ritual keagamaan, Tajen Terang sudah terdapat unsur perjudian di dalamnya.
Akan tetapi, praktek perjudian mulai dikesampingkan karena Tajen Terang dilaksanakan untuk menambah dana desa. Selain itu, sabung ayam ini juga sudah mendapatkan izin dari pihak berwenang dan perangkat desa, jadi Tajen tidak dianggap ilegal.
Tajen Branangan adalah sabung ayam yang dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi dan lokasinya sengaja dibuat jauh dari desa, sehingga tidak dapat diawasi oleh aparat berwenang. Tajen Branangan terdapat unsur perjudian yang kental dan tidak mendapatkan izin dari perangkat desa serta pihak berwenang.
Meski mirip-mirip dengan Tajen Terang, namun ada yang membedakan dengan Tajen Branangan. Selain soal perizinan, dalam Tajen Terang nilai taruhan yang dilakukan oleh bobotoh (orang yang melakukan judi sabung ayam) cukup kecil, yakni hanya mencapai ratusan ribu saja.
Lain halnya dengan para bobotoh yang melakukan judi dalam Tajen Branangan, nilai taruhannya bisa mencapai jutaan bahkan ratusan juta. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu sudah jarang ditemukan masyarakat yang melakukan Tajen Branangan karena nilai taruhannya yang besar. Kini, banyak masyarakat Bali yang beralih ke Tajen Terang karena dianggap lebih aman.
Peraturan Terkait Offside
Peraturan offside dalam sepak bola terbaru yang disepakati secara luas kemudian dibentuk oleh English Football Association (FA) di tahun 1863. Sejak tahun itu, FA kemudian melarang pemain penyerang yang berada di depan bola saat si kulit bundar ditendang ke arah depan.
Peraturan terkait offside ini sendiri dibentuk, salah satunya karena sepak bola dinilai menyerupai permainan rugby, dengan taktik yang mirip di mana pemain diizinkan menggunakan tangan mereka untuk kemudian mengontrol bola dalam beberapa keadaan.
Para pemain penyerang ini juga dinilai akan mendapatkan keuntungan tak semestinya jika berada pada posisi offside. Seiring dengan perkembangan olahraga sepak bola, peraturan offside kemudian terus diperbarui.
Berikut ini adalah aturan offside dalam sepak bola yang telah ditetapkan dalam Laws of the Game oleh International Football Association Board (IFAB). Seorang pemain sepak bola juga dinyatakan berada dalam posisi offside seperti berikut ini.
Pelanggaran Offside kemudian tidak berlaku jika:
Taktik Jitu Menguntit Bintang Sepak Bola
Sebagai seorang penggemar sepak bola, kesempatan untuk tinggal beberapa waktu di Inggris merupakan kesempatan yang baik untuk merasakan budaya sepak bola di sana. Melihat kemungkinan dapat bertemu dan mendapatkan kenang-kenangan dari seorang bintang sepak bola yang biasanya hanya dapat disaksikan di layar kaca membuat petualangan mengintip para pemain sepak bola ternama di Eropa pun dimulai. Sebuah momen yang diabadikan lewat kamera atau sebuah tanda tangan dari sang idola menjadi hal yang menyenangkan dari petualangan ini.
Buku Taktik Jitu Menguntit Bintang Sepak Bola ini mengupas tuntas cara bertemu pemain sepak bola di Britania Raya dan beberapa tempat di Eropa. Selain itu, buku ini juga berbagi informasi tentang tempat-tempat yang dapat didatangi agar dapat bertemu sang bintang lapangan hijau, cara untuk mendapatkan foto dan tanda tangan, serta hal-hal yang perlu diketahui dalam perburuan pemain bola.
Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis. Lewat buku ini pembaca dapat terbantu saat pergi mencari pemain sepak bola idolanya jika berkesempatan berkunjung ke Inggris atau kota-kota lain di Eropa dan dapat merasakan pengalaman tak terlupakan.
Demikian ulasan mengenai offside yang perlu Grameds pahami dalam olahraga sepak bola. Grameds juga bisa membaca dan mendapatkan banyak buku terkait sepak bola di Gramedia.com. Gramedia selalu memberikan produk-produk terbaik untuk Grameds agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Offside adalah – Offside adalah keadaan saat posisi seorang pemain sepak bola yang sedang diberi umpan kemudian melebihi posisi pemain lawannya, sementara tak ada pemain lawan setelahnya selain penjaga gawang.
Offside sendiri mengadopsi istilah militer, yaitu “off the strength of your side” yang artinya, adalah pemain yang dibebas tugaskan atau terlepas dari permainan. Offside dalam sepak bola juga mengacu kepada olahraga rugby. Konsepnya hampir sama, yaitu melarang seorang pemain hanya diam saja menunggu umpan di depan gawang musuh.
Offside juga terkadang menjadi sensitif dalam sepak bola. Sebab, kadang pemain yang sedang aktif kemudian akan melakukan penyerangan serta mencetak gol, namun terperangkap dan offside. Karenanya kemudian dibuat sebuah peraturan khusus mengenai offside dalam FIFA Law of The Game. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
Offside adalah salah satu aturan sepak bola, yang terkodifikasi dalam suatu Hukum ke-11 dari Laws of the Game. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti luar posisi. Undang-undang FIFA juga menyatakan bahwa seorang pemain di luar area permainan atau offside, jika kemudian tersentuh bola atau menerima umpan bola dari rekan satu timnya, dengan keadaan pemain ini mendahului pemain terbelakang dari tim lawan serta saat pemain ini berada lebih dekat dengan garis gawang lawan setelah kiper.
Pada dasarnya pemain sepak bola tak diperbolehkan berada secara pasif dalam suatu area lapangan lawan saat sedang menyerang, meski diizinkan bermain secara pasif di area lapangan sesama untuk bertahan. Pemain biru yang berada di posisi paling kiri kemudian berada dalam posisi offside karena ia mendahului para pemain belakang tim lawan, walau offside juga tak berlaku jika tidak menerima umpan ataupun terkena bola.
Berada pada posisi offside bukanlah sebuah pelanggaran. Jika offside terjadi, wasit menghentikan pertandingan serta memberi tendangan bebas secara tidak langsung kepada tim lawan dari yang dikenai offside.
Namun dapat terjadi pelanggaran dalam kasus tertentu, misalnya saja jika saat mencetak gol setelah terjadi offside ini kemudian dianulir jika wasit secara terlebih dahulu menyatakan offside. Hal ini juga kemudian memicu lahirnya perdebatan mengenai objektivitas asisten wasit saat posisi pemain berada sejajar atau hampir melampaui pemain bertahan pada lawan namun menjadi posisi offside dalam pandangan wasit.
Penggunaan teknologi dengan penilaian offside juga masih terus menjadi perdebatan di antara para pengamat sepak bola. meskipun demikian, strategi offside tetap diterapkan sebagai salah satu cara untuk menjebak pemain lawan dalam area pertahanan.
Tantangan dan Prospek Demokrasi
Meskipun demokrasi dianggap sebagai sistem pemerintahan yang ideal, dalam praktiknya demokrasi juga menghadapi berbagai tantangan. Beberapa tantangan yang sering dihadapi antara lain:
Meskipun demikian, demokrasi tetap menjadi sistem pemerintahan yang dianggap paling mampu menjamin hak dan kebebasan individu serta mempromosikan keadilan sosial. Untuk memperkuat demokrasi, diperlukan upaya-upaya seperti:
Dengan komitmen dan upaya bersama, demokrasi dapat terus diperkuat dan menjadi landasan bagi terwujudnya masyarakat yang adil, bebas, dan sejahtera.
Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Demokrasi di Indonesia telah mengalami perjalanan yang panjang dan dinamis sejak kemerdekaan negara ini pada tahun 1945. Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi ke dalam beberapa periode penting: